sponsor

Slider

Theme images by kelvinjay. Powered by Blogger.

Blog Archive

Recent Tube

Business

Technology

Life & style

Games

Sports

Fashion

Dukung Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Pertamina Garap Ekonomi Pesantren

image

Serang - Upaya Pertamina mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, melalui program tanggung jawab sosialnya, semakin diperluas melalui jalur Pesantren.  Salah satunya melalui program kegiatan perekonomian di Pesantren, yang diwujudkan dalam bantuan program usaha mikro. Program usaha yang berbentuk toko tersebut, nantinya juga akan menjadi outlet yang menyediakan produk Pertamina dari BBM, LPG, Pelumas, dll.

Hari ini Pertamina menyerahkan bantuan secara simbolis ke Ponpes An-Nawawi Tanara, Serang yang dilakukan oleh  Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan disaksikan Menteri BUMN, Rini Soemarno kepada pengasuh Pondok Pesantren  An- Nawari Tanara.

Menurut Nicke Widyawati, bantuan pemberdayaan ekonomi pesantren ini merupakan komitmen Pertamina sebagai BUMN yang  selalu hadir untuk melayani masyarakat di seluruh wilayah tanah air. 

“Kami harapkan nantinya outlet yang akan berdiri di Pondok Pesantren akan meningkatkan kemandirian pesantren melalui pemberdayaan ekonomi, mendorong penyebaran produk Pertamina yang lebih menjangkau masyarakat sekaligus menanamkan rasa cinta produk anak bangsa, “jelasnya melalui keterangan resmi, Kamis (24/5/2018).

Selain itu, Pertamina juga membantu renovasi ponpes Al Istiqomah di Kecamatan Grogol, Cilegon.

Pemerintah Fasilitasi Koperasi Kembangkan Produk Unggulan Berbasis Kelapa

image

PANGANDARAN - Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi kemitraan Koperasi Produksi Mitra Kelapa (KPMK) Pangandaran, Provinsi Jawa Barat dengan anak perusahaan Astra Group, PT Rekadaya Multi Adiprima untuk mengoptimalkan pengolahan berbagai produk berbasis kelapa.

Ditargetkan produk berbasis kelapa tersebut akan menjadi produk unggulan dan brand terbaru bagi Kabupaten Pangandaran dalam beberapa bulan ke depan. Tidak hanya diolah menjadi tepung kelapa dan sabun mandi, namun serat dan serabut kelapa diolah menjadi produk furniture, triplek dan kasur.

Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Abdul Kadir Damanik mengatakan, kelapa tidak hanya dimanfaatkan buahnya untuk kebutuhan konsumsi saja, namun dikembangkan menjadi produk lain yang ramah lingkungan berbahan baku yang berasal dari serat dan serabut kelapa.

"Potensi yang dimiliki Kabupaten Pangandaran sangat besar. Kita ingin memberdayakan ekonomi rakyat dan melibatkan orang banyak. Saat ini Koperasi (KPMK) Pangandaran sudah memanfaatkan serat dan sabuk kelapa, dan kita dorong agar bisa diolah menjadi produk jadi tidak hanya menghasilkan dan menyuplai bahan baku atau material mentah saja," kata Abdul Kadir Damanik didampingi Ketua KPMK Pangandaran Yohan Wijaya, Chief Executive of Business Development and Coorporate Rekadaya Multi Adiprima, Farri Aditya dalam kunjungan ke Sentra Pengolahan Kelapa KPMK di Pangandaran, Selasa (23/5/2018).

Menurut Abdul Kadir Damanik, pihaknya sebelumnya sudah mempertemukan pelaku usaha antara KPMK Pangandaran dengan Rekadaya Multi Adiprima di Bogor pada tanggal 12 Mei 2018 lalu. "Sekarang langsung ditindaklanjut dengan mengunjungi pusat pengolahan kelapa ini. Kita ingin koperasi tidak hanya menyuplai bahan baku. Tapi ini bisa menjadi bahan baku bagi produk lain semacam industri kreatif. Nanti dari sisi teknologi akan dipersiapkan Rekadaya dan lainnya," ujar Abdul Kadir Damanik.

image

Dia mengatakan, serat dan serabut kelapa bisa diolah menjadi bahan baku pengganti triplek, produk furniture maupun kasur. "Nanti bisa menjadi brand Pangandaran seperti triplek dan kasur Pangandaran yang berbahan baku serat dan serabut kelapa. Sekarang orang mengenal kasur Palembang, tapi nanti kasur Pangandaran yang lebih empuk dan nyaman," kata Abdul Kadir Damanik.

Selama ini, kata dia, material serabut kelapa telah diekspor ke berbagai negara seperti China dan negara lainnya. Untuk itu, program kemitraan yang dijalin saat ini bertujuan untuk mendorong agar koperasi bisa lebih memperoleh manfaat dan nilai tambah dari olahan atau produk kreatif. "Baru-baru ini diekspor 2 kontainer ke China. Kita dorong ada industri hilir bisa berkembang. Banyak yang bisa diproses dengan teknologi yang tepat guna," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua KPMK Pangandaran Yohan Wijaya menjelaskan, koperasi telah mengolah buah kelapa menjadi tepung kelapa dengan kapasitas mencapai minimal 5 ton per bulan dan harganya Rp25. 000 per kilogram (kg). Kemudian diolah menjadi Coco chip dengan kapasitas produksi 6 ton per bulan dengan harga jual sekitar Rp20. 000 per kg. "Untuk tepung kelapa inj kita sudah ekspor ke Kanada dengan perusahaan lain dan menyuplai perusahaan makanan di dalam negeri, ya ada yang diolah menjadi biskuit aroma dan rasa kelapa," ujarnya.

Selain itu, KPMK juga mengolah kelapa menjadi sabun mandi cair dan batangan dengan dicampur aroma sereh wangi. "Produksi sabun mandi menyesuaikan dengan produksi minyak, sedikitnya sabun cair 4 liter per hari dan 60 batang sabun per hari," ujarnya.

Terkait omzet usaha, Yohan Wijaya mengaku koperasi yang dipimpinnya telah memulai kegiatan sejak 2011 dengan dibantu 17 tenaga kerja ini memiliki omzet hampir satu miliar per bulan. Yaitu, produk tepung kelapa mencapai Rp500 juta per bulan, arang batok kelapa sekitar Rp30 juta, coco fiber sebesar Rp100 juta, nata Coco mencapai Rp 200 juta dan ditambah dari sabun cair dan batang yang dijual ke anggota koperasi.

Lebih jauh dia mengatakan, program pengembangan usaha koperasi sangat terbantu dengan adanya program kemitraan.

"Kita suplai bahan baku dan kita pun menjadi distributor dari produk yang diolah bersama Rekadaya. End product nanti akan diproduksi di Pangandaran, sehingga memberikan manfaat lebih besar dengan penyerapan tenaga kerja," katanya.

Dia menambahkan, para pemangku kepentingan dan masyarakat di 10 kecamatan di Kabupaten Pangandaran siap mendukung program industri hilir ini," ujarnya.

Senada dengan Abdul Kadir Damanik, Yohan Wijaya optimistis produk olahan yang berasal serbuk dan serabut kelapa sawit bisa segera diproduksi. "Ya ini akan menjadi brand bagi Pangandaran, akan ada pengganti triplek seperti triplek dari serbuk dan serabut kelapa dan kasur Pangandaran. Nantinya ini bisa menjadi contoh dan pilot project nasional juga," katanya.

Socialpreneur Baru

Sementara itu, Chief Executive of Business Development and Coorporate Rekadaya Multi Adiprima, Farri Aditya memperkirakan produk triplek, kasur serta produk furniture berbahan baku serat dan serabut kelapa bisa diproduksi secara bertahap mulai 2 bulan ke depan.

Pihaknya akan mempersiapkan teknologi yang dimiliki untuk membangun industri hilir tersebut. "Koperasi Produksi Mitra Kelapa ini semacam IKM-nya (industri kecil) dan kita sebagai industri menengahnya," kata dia.

Program kemitraan koperasi ini, menurut dia, akan menghidupkan socialpreneur baru dengan membangun komunitas berdasarkan keunggulan daerah, yakni serat kelapa yang sudah ada akan dibentuk usaha di bidang itu sendiri.

"Modal dasar sudah ada. Mesin dan bahan baku tersedia. Tinggal menyuplai dan mengolah jadi produk. Pangandaran nanti akan jadi contoh se-Jawa Barat, bahkan bisa jadi contoh pengembangan industri nasional," kata Aditya.

Saat ini, pihaknya akan terus berdiskusi tentang branding produk. Selanjutnya, produk berupa furniture bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, serta juga diproyeksikan bisa memperluas ke otomotif seperti komponen lapisan pintu dan lainnya. "Penyediaan teknologi yang dibutuhkan akan terus disiapkan, sekaligus juga mempersiapkan jalur distribusi produk," kata Aditya.

Berkat Program Wirausaha Pemula, Pengusaha Muda Asal Yogyakarta Bangkit dari Kegagalan


image
JAKARTA - Bantuan Program Wirausaha Pemula (WP) dari Kementerian Koperasi dan UKM memberi manfaat nyata bagi pengembangan UKM. Itulah yang dirasakan oleh M Iqbal Nur Ristiyanta (21). Mahasiswa UNY Yogyakarta ini sudah bisa mengelola usahanya sendiri, dengan omset rata-rata perhari Rp 900.000-Rp 1 juta.

Iqbal membuka usaha Cafe Wakinem Coklat di Plaza Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta.

image

Sebelum berkembang seperti sekarang ini, Iqbal sempat merintis usaha keripik coklat hingga mengalami jatuh bangun. Tetapi karena jiwa kreatifitasnya dalam mengelola usaha membuat dia bisa bangkit kembali.

“Pertama, dulu kita mulai usaha tuh gagal karena kita menjual keripik coklat sebelum menjual coklat. Keripik coklat dulu namanya sempat coklat pasto. Habis itu saat kita menjual itu kalah pamor dengan coklat-coklat yang sudah ada di pasaran seperti coklat silverqueen, coklat delfi dan sebagainya,” ceritanya.

Setelah usahanya gagal, Iqbal lalu memutar otak dengan mengubah nama produknya dengan nama yang kejawaan, yaitu Wakinem. Setelah berganti nama orang mulai ramai membelinya. Awalnya dari rasa penasaran membuat orang-orang sekitar kampus pun mulai suka dengan jajanan Coklat Wakinem milik Iqbal.

“Lalu kita coba mengembangkan bisnis tidak cuma hanya menjual coklat batang, tetapi juga menjual berbagai minuman berbahan dari coklat yaitu Wakinem Cafe,” ujar Iqbal.

Dulu Cafe Wakinem awalnya hanya menjual minuman lalu Iqbal menangkap peluang pasar yang baru. Ternyata permintaan pasarnya berbeda, mereka ingin sesuatu yang bisa sambil nongkrong, dan sambil makan-makanan ringan. Akhirnya Iqbal berinisiatif mengembangkan usaha coklat batangan, bahkan juga merambah ke industri franchise.

Di saat usahanya sedang berjalan, datanglah bantuan Program WP dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Iqbal mendapat kucuran dana sebesar Rp 13 juta untuk pengembangan usahanya. Iqbal sangat bersyukur bisa mendapatkan bantuan tersebut. Perjuangan untuk mendapatkan WP harus melalui proses seleksi yang cukup ketat. Saat itu hampir 200 orang dari berbagai kalangan mengikuti seleksi, namun akhirnya nama Iqbal terpilih bersama 19 orang lainnya.

“Ceritanya dulu ada informasi dari kampus tentang seleksi internal, dulu dari seluruh mahasiswa wirausaha itu disaring sekitar ada  30 orang dari seluruh program. Kan di UNY sendiri banyak program wirausaha ada PMW, ada inkubator wirausaha dan ada juga program-program seperti yang diselenggarakan oleh kementerian,” katanya.

Bantuan dana itu akhirnya dipergunakan betul untuk pengembangan bisnisnya. Selain membeli peralatan usaha seperti kompor dan kulkas freezer, Iqbal ingin membuat gerobak sehingga bisa menjual coklat Wakinem di berbagai area, tidak hanya di Plaza UNY saja dan ingin pula membuka cabang di tempat lain. Keinginan ini yang belum tercapai hingga saat ini lantaran masih terkendala.

“Saya pengembangannya itu ingin jadikan Wakinem di sini sudah lumayan overloaded ya. Jadi kalau misalnya siang seperti itu suka rame jadi saya ingin kembangin buat gimana caranya buka cabang-cabang kecil, gerobak-gerobak kecil yang nantinya saya sebarkan di berbagai area agar namanya bisa semakin mumbul dan di situ nanti dapat penghasilan sedikit demi sedikit dari gerobak itu,” ucap dia.

Iqbal menyebut bantuan Program WP dari Kementerian Koperasi dan UKM sangat bagus. Program tersebut tidak hanya memberi uang sebagai tambahan modal, namun juga dibarengi dengan pembinaan dan pelatihan pengembangan sumber daya manusia, maupun pengawasan kegiatan usaha.

“Jadi mereka benar-benar bertanggung jawab dan menurut saya program seperti ini sangat bagus apalagi untuk kita pemuda-pemuda yang masih berwirausaha yang jaman sekarang itu yang namanya orang ingin berwirausaha kan gengsinya besar. Nah kalau orang jualan kan pasti malu,” tukas Iqbal.

Ia menjalani usahanya ini sudah hampir 4 tahun dengan menjual dua jenis produk yakni Cafe Wakinem yang dijual di Plaza UNY dan Coklat Wakinem dan Kurma Coklat yang pabriknya ada di Bantul. Usaha Coklat Wakinem sendiri Iqbal dibantu tiga rekannya yang masing-masing berperan sebagai pembuat, marketing dan bagian keuangan.

Dengan pembinaan dari Kementerian Koperasi dan UKM sangat membantu Iqbal mengembangkan jiwa wirausahanya, tidak hanya dengan permodalan saja, tetapi juga pembentukan mindset bagaimana bisa menjadi seorang wirausaha yang gigih dan tidak takut dengan kegagalan.

“Jadi program yang diselenggrakan Kementerian Koperasi dan UKM ini tidak hanya semata-mata memberikan uang, tetapi juga memberikan saya pengembangan diri yang menurut saya itu once in a lifetime gitu. Jadi itu sangat berharga buat saya karena ilmu yang saya dapatkan itu membuat saya tau apa yang harus saya lakukan dan bagaimana untuk mengelola bisnis saya,” katanya.

Bantuan Wirausaha Pemula Buat Usaha UKM Lebih Mandiri

image

JAKARTA - Haryati Soeroso (45) sedang menikmati hasil kerja kerasnya sebagai seorang pelaku usaha. Perempuan asal Sleman Yogyakarta itu mampu meraup keuntungan Rp 15 juta setiap bulan. Padahal awalnya saat memulai usaha bersama teman-temannya, Haryati hanya membukukan Rp 2-3 juta perbulan saja.

Hasil itu diperoleh setelah Haryati mendapat bantuan Wirausaha Pemula (WP) sebesar Rp 13 juta dari Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2017. Dana itu memang sangat membantu hingga dia mampu mengelola usahanya dengan baik.

“Awalnya usaha saya itu bareng-bareng sama teman-teman untuk memproduksi batik, tapi setelah saya mendapatkan bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM saya bisa usaha secara mandiri. Jadi bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM sangat-sangat bermanfaat untuk saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih. Kedepannya usaha saya semakin lancar,” kata Haryati.

Usaha Kecil dan Menengah seperti Haryati ini memang perlu mendapatkan bantuan modal usaha dari pemerintah untuk menunjang usahanya. Apalagi di tengah gempuran produk global, membuat produk UKM sulit berkembang bila tidak dibantu dengan perkuatan modal.

Berkat bantuan yang diperoleh, usaha Batikque Batik Haryati berkembang pesat. Setiap bulan ia mampu memproduksi 50 buah batik atau meningkat 100 persen dari sebelumnya. Ia tak sia-siakan bantuan yang didapat. Ia membangun usahanya dengan membeli etalase, bahan baku, dan bak celup untuk membatik.

“Kalau dulu saya menyelupnya itu masih pakai ember kecil. Jadi saya harus jongkok, tapi sekarang karena saya mempunyai bak itu jadi saya bisa berdiri sambil mencelup,” cerita Haryati.

Haryati memulai usaha sejak tahun 2016. Saat itu ia masih bergabung bersama beberapa temannya. Tetapi bisa dibilang usahanya biasa-biasa saja, alias jalan di tempat. Dia belum punya rencana usaha lain setelah apa yang dia lakukan tidak berkembang. Pada akhirnya dia diusulkan dari dinas setempat sebagai salah satu penerima bantuan WP.

WP membuka jalan baginya untuk berkembang. Apalagi perempuan yang tinggal di Papringan Bedog RT 6 RW 25 Trihanggo Gamping Sleman itu, sudah sering mengikuti berbagai pelatihan, sehingga mudah baginya untuk mengelola modal yang diberikan dari pemerintah.

“Setelah mendapatkan bantuan itu saya memperbanyak produksi saya, kalau kemaren sebelumnya saya hanya mampu memproduksi sekitar 25 potong perbulan, dengan bantuan itu sebagian dari dan bantuan saya belikan material,” ungkap Haryati.

Setelah produknya meningkat Haryati membuka jaringan usaha. Batik hasil karyanya mulai dijajakan di beberapa rumah makan, hotel, showroom, maupun display pameran, selain di tempat tinggal sendiri. Uang hasil usaha itu lalu diputarkan kembali menjadi modal usaha. Alhasil keuntungan yang sudah didapat kian bertambah.

“Setelah saya memasukan di sana penjualannya lumayan asal kita terus produksi pasti ada pemasukan seperti itu.
Kalau dulu kan masih ikut pameran-pameran yang namanya rezekinya itu gak bisa dapat langsung tetapi beberapa tahun, beberapa bulan kemudian tiba-tiba ada pembeli itu kan dari pameran juga. Tapi untuk keuangan yang pasti itu dari rumah makan,” katanya.

Ada dua jenis batik yang di jual Haryati, yakni batik tulis dipatok harga antara Rp 500-1 juta dan batik kombinasi cap/tulis dipatok harga antara Rp 100 ribu-250 ribu per satuan.

“Warnanya saya fokus ke warna alam tetapi sintesis kalau ada yang pesan ya tetap karena banyak yang suka sintesis juga, tapi pelan-pelan saya warna alam ini sudah mulai disuka kalau dulu sulit,” akuinya.

Di tempat usahanya, Haryati mempekerjakan tiga orang karyawan. Setiap hari mereka bekerja secara bergantian, dengan peran yang berbeda-beda dibantu Haryati bersama suaminya. Haryati merasa senang sudah lebih mandiri dari sebelumnya karena memiliki usaha sendiri.

“Setelah saya mendapatkan bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM saya bisa usaha secara mandiri. Jadi bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM sangat-sangat bermanfaat untuk saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih. Ke depannya usaha saya semakin lancar,” katanya dengan penuh harapan.

Didukung Program Kemenkop UKM, Kinerja Usaha Mikro Kabupaten Garut Capai Rp 1,79 Triliun. 

Didukung Program Kemenkop UKM, Kinerja Usaha Mikro Kabupaten Garut Capai Rp 1,79 Triliun.

image

GARUT -  Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki jumlah usaha mikro yang cukup banyak mencapai 53.431 unit. Omzet yang diperoleh usaha mikro tersebut hingga Rp1,79 triliun pada 2017 naik dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,56 triliun.

Capaian kinerja usaha mikro tersebut diakui Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut, Eko Yulianto berkat berbagai program yang digulirkan Kemenkop UKM.

"Pencapaian omzet berasal dari usaha mikro saja, di luar usaha skala menengah. Dalam statistik ekonomi Garut ini sebesar 97 persen adalah usaha mikro," kata Eko Yulianto, Selasa (22/5/2018).

Eko mengungkapkan perkembangan usaha mikro dan usaha menengah juga terus menunjukan kemajuan yang relatif cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Bahkan, usaha mikro mampu menyerap 374.017 orang tenaga kerja.

Sejumlah program Kemenkop UKM yang disebutnya mendongkrak omzet usaha mikro, antara lain program Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) yang mampu memberikan kemudahan dan payung hukum bagi pelaku usaha, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), Program Wirausaha Pemula (WP), serta Program Koperasi Pemula (KP). 

Dengan program IUMK yang terus dijalankan, maka pelaku usaha mampu mengakses pembiayaan dari perbankan. "Program IUMK dari Kementerian Koperasi dan UKM dan dijalankan di daerah ini sangat membantu usaha mikro. Mereka bisa mengajukan KUR dan pembiayaan atau permodalan lainnya," ujarnya.

Eko Yulianto mengatakan, serapan KUR Kabupaten Garut pada 2017 mencapai Rp 480 miliar dan pada tahun ini diperkiraan akan semakin tinggi penyerapannya. 

Di samping itu,  Eko mengatakan, peran dan kegiatan usaha koperasi terus s ditingkatkan ke depan. Pada tahun lalu, sedikitnya 20 koperasi baru sudah terbentuk. Pihaknya berharap kualitas koperasi dapat meningkat dan harus didorong melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) meski ada kendala jarak dan tempat yang berjauhan.

Saat ini, UKM di Kabupaten Garut terus bergeliat dengan produk olahan makanan seperti dodol dan kue tradisional yang terkenal dengan sebutan kue bangket, juga varian daru kulit semacam jaket, tas, dompet, sepatu dan banyak varian serta kreativitas lainnya.

PaperOne Dukung Tim Indonesia di Asian Games 2018

image

JAKARTA - Produsen kertas Grup APRIL secara resmi menjadi official partner Tim Indonesia. Melalui anak perusahaannya, PT Riau Andalan Kertas (RAK), akan memberikan dukungan dana sebesar Rp 5,2 miliar kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk mendukung peningkatan prestasi para atlet yang berlaga di ajang internasional.

Bekerja sama dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), PaperOne secara resmi menjadi official partner Tim Indonesia pada Pesta Olahraga Terbesar Asia yang akan digelar di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.

Peresmian tersebut ditandai oleh Konferensi Pers yang dihadiri oleh Erick Thohir, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, dan Agung Laksamana, Corporate Affairs Director Grup APRIL, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta pada Selasa (22/5/2018).

Agung Laksamana mengungkapkan kerja sama dengan Komite Olimpiade Indonesia ini merupakan bentuk komitmen PaperOne untuk mengambil bagian dalam mendukung  prestasi Tim Indonesia yang akan membawa nama negara di ajang internasional, salah satunya pada Pesta Olahraga Terbesar se-Asia mendatang. 

Dukungan tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp 5,2 miliar melalui anak perusahaannya, PT Riau Andalan Kertas (RAK), kepada Komite Olimpiade Indonesia. “Kerja sama ini adalah bentuk komitmen Grup APRIL untuk mendukung peningkatan prestasi para atlet Tim Indonesia di ajang internasional, termasuk pada Pesta Olahraga Terbesar Asia mendatang. Kami berharap bantuan ini dapat semakin memotivasi para atlet dan officials Tim Indonesia untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia,” ujar Agung Laksamana.

Agung Laksamana menambahkan bahwa PaperOne, sebagai produk asli Indonesia yang telah menjadi merek global dan dijual ke lebih dari 70 negara, terus berupaya untuk berkontribusi kepada negeri, tidak terkecuali di bidang olahraga. Beliau berharap bahwa Pesta Olahraga Asia ini dapat berjalan sukses dan dapat memajukan dunia olahraga Indonesia serta membawa dampak positif bagi bangsa dan negara.

Dalam sambutannya, Ketua Umum KOI, Erick Thohir menilai kerja sama dengan Grup APRIL ini dapat memberikan manfaat kepada para atlet Tim Indonesia terutama dalam semakin mematangkan persiapan sebelum bertanding mengharumkan nama Indonesia. “Saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada PaperOne atas komitmennya mendukung atlet-atlet nasional yang akan bertanding membawa nama Indonesia.

Melalui dukungan ini, tentunya diharapkan Tim Indonesia kian mematangkan persiapannya dan dapat memberikan hasil terbaik untuk Indonesia,” kata Erick Thohir. Tim Indonesia terdiri dari atlet-atlet terbaik di negara berpenduduk lebih dari 260 juta jiwa ini yang merupakan individu bersemangat tinggi dan menjanjikan untuk membangun era olahraga Indonesia yang lebih baik di masa mendatang. (PAJ)

Emang Mau saat Lebaran Bokek? Berikut Tips Anti Bokek saat Lebaran


image

JAKARTA - Datangnya Bulan Suci Ramadhan harus dimaknai dengan baik, termasuk dengan mengelola keuangan pribadi atau keluarga. Hal ini menjadi penting dikala banyak agenda atau acara yang sering muncul dikala Ramadhan, mulai dari buka puasa bersama dengan temen kantor, kuliah, bahkan teman semasa sekolah dahulu.

Selain banyaknya acara dadakan, bulan puasa juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengelola kas pribadi dan keluarga, banyak kebutuhan seperti bahan pangan hingga kebutuhan lain yang datang bersamaan dengan bulan Ramadhan. cerita kantong jebol saat Ramadhan, duh enggak lagi deh, udah bukan zamannya.

1. Perencanaan Keuangan

image

Perencanaan keuangan selama bulan puasa perlu dilakukan agar semua kebutuhan dan pemasukan dapat terperinci dengan jelas, dan tentunya tidak besar pasak daripada tiang ya, dalam hal ini harus memperhatikan skala prioritas dalam mengalokasikan penghasilan, dan jangan lupa untuk menyisihkan uang untuk bersedekah.

2. Jangan Terlalu Sering Buka Bersama

image

Silaturahmi saat bulan Ramadhan tentu akan membawa kebaikan hanya saja yang harus diperhatikan adalah tidak berlebihan dan tidak harus semua acara bukber dihadiri, ukur skala prioritas acara bukber yang akan dihariri, dengan ini pengeluaran yang berlebihan bisa dihindari.

4. Buat Masakan Sendiri

image

Bagi yang memiliki hobi atau gemar memasak bulan Ramadhan akan sangat mengasyikan ya, selain bisa berreasi dalam membuat menu sahur dan berbuka, hal ini juga akan membuat pengeluaranmu akan lebih irit dibandigkan harus membeli makanan dan minuman untuk santap sahur dan berbuka. Bayangkan dalam satu kali makan di sebuah restoran satu orang paling sedikit mengeluarkan uang Rp 100.000 untuk sekali makan, kalau dibelikan bahan baku maknaan pokok bisa banyak tuh, coba aja ke pasar.

3. Catat Pengeluaran Untuk Hari Raya Lebaran

image

Semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri harga bahan kebutuhan pokok juga semakin meningkat, pengeluaran untuk bahan pangan ini tentu semakin meningkat, belum lagi untuk kue lebaran, baya mudik ke kampung halaman, hingga tunjangan hari raya untuk sanak saudara, nah berbagai keperluan ini perlu dicatat sebelum Lebaran, agar dapat terhitung dengan baik. Yang harus diperhatikan adalah jangan berlebihan harus sesuai dengan kemampuan finansial.

5. Hari Raya Semua Tak Mesti Baru

image

Tradisi baju baru saat Lebaran mungkin sangat mengasyikan bagi anak-anak, wajar saja setelah selama satu bulan penuh berpuasa, biasanya orang tua akan menghadiahkan anaknya baju baru, akan tetapi bagi kalian yag sudah memiliki penghasilan hal itu sudah tak lazim, karena esensi Lebaran tak harus baju baru. Lakukan mix and match dengan baju-baju yang kamu punya di dalam lemari yang sudah terlihat menumpuk. Lebaran masih bisa tampil oke dengan foto selfie kok tenang aja, bahkan abis Lebaran kamu jadi punya uang.

6.  Fokus Ibadah

image

Bulan Ramadhan tentu menjadi bulan yang amat dinanti bagi umat Muslim, karena banyak keistimewaan dalam bulan puasa yang satu ini, jangan sampai urusan keuangan menganggu aktivitas ibadah ya, perhatikan kondisi keuangan dengan cermat, dan fokus beribadah.

7. THR Cair Sisihkan Uangmu!

Pesta diskon dan potongan harga disaat tanggal-tanggal gajian dan Tunjangan Hari Raya akan semakin meggoda, namun hal ini harus dicermati dengan baik agar tidak terjebak dalam kebutuhan yang membengkak akibat nafsu semata, sisihkan uang THR, tabung, dan gunakan secukupnya ya, belanja boleh, berlebihan jangan, ingat komitmenmu dalam mengatur keuangan. Emang mau saat Lebaran Bokek?

(PAJ)

Pemerintah Dorong Pesantren Jadi Ekosistem Wirausaha Industri Baru

image

JAKARTA - Kementerian Perindustrian terus mendorong pondok pesantren di seluruh Indonesia menjadi ekosistem dalam penumbuhan wirausaha industri baru. Upaya ini sebagai salah satu strategi nasional yang tengah dijalankan untuk memasuki era revolusi industri keempat sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Dalam implementasi ekonomi digital itu yang penting di antaranya adalah membangun ekosistem. Jadi, pondok pesantren ini yang perlu kita bidik karena memiliki basis dan potensi besar untuk menggerakkan perekonomian nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara bertema “Program Penumbuhan Wirausaha Baru di Pondok Pesantren” di Surakarta, Senin (21/5) petang.

Menperin menjelaskan, pihaknya aktif menyosialisasikan penerapan revolusi industri 4.0 sebagai suatu perubahan yang bisa membawa peluang atau kesempatan bagi siapapun yang mempunyai talenta termasuk santri. “Era ini bukan sesuatu yang mengkhawatirkan seperti terjadinya disrupsi,” jelasnya.  

Oleh karena itu, ekonomi digital menjadi tools atau alat dalam mewujudkan demokratisasi ekonomi. Artinya, kesempatan tersebut terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia agar menjadi wirausaha yang mandiri dan tangguh. “Sehingga ekonomi ini tidak hanya dimiliki oleh sebagian kelompok atau elite tertentu saja,” ungkap Airlangga.

Dengan jumlahnya yang cukup banyak dan tersebar di seluruh pelosok daerah, pondok pesantren memiliki peran penting sebagai agent of development yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya masyarakat di pedesaan. “Apalagi, para santri yang mayoritas adalah generasi muda ini selain berpendidikan juga memiliki integritas dan mental yang tangguh,” imbuhnya.

Hal tersebut sejalan dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Indonesia akan menikmati bonus demografi selama 15 tahun ke depan atau momentum di mana jumlah penduduk bakal didominasi oleh mereka yang usia produktif (15-64 tahun)denganmencapai 70 persen.Kondisi ini dapat memacu kinerja ekonomi nasionalsemakin tumbuh maksimal, salah satunya target Indonesia menjadi negara dalam 10 besar ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030.

“Para santri mampu berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan perekonomian nasional. Maka itu, khusus di lingkungan pondok pesantren, Kemenperin telah melaksanakan program yang dinamakan Santripreneur untuk menumbuhkan wirausaha industri baru serta industri kecil dan menengah (IKM),” paparnya.

Di hadapan lebih dari 1000 santri dari berbagai pondok pesantren yang dimiliki Muhammadiyah,  Menperin memberikan apresiasi kepada lembaga pendidikan agama di lingkungan organisasi Islam yang  didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan tersebut. “Dari 236 pondok pesantren yang dimiliki Muhammadiyah,  telah dimasukkan kurikulum pendidikan tentang kemandirian dan wirausaha. Ini yang menjadi modal  kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri,” terangnya

Para santri itu antara lain dari Pondok Pesantren Hajjah Nuriyah Shabran, Pondok Pesantren KH. Mas Mansur, Pondok Pesantren Muhammadiyah Abu Bakar, Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo, dan Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta.

Pemberian peralatan industri

Pada kesempatan tersebut, Menperin secara simbolis menyerahkan mesin dan peralatan produksi roti kepada Pondok Pesantren Hajjah Nuriyah Shabran serta mesin dan peralatan pengelasan kepada Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta.

“Mesin pembuat roti ini kami berikan salah satunya untuk mendorong penumbuhan wirausaha industri  berbasis kuliner. Untuk pesantren lainnya, kami juga fasilitasi bantuan peralatan lain, tergantung  kebutuhan dan permintaannya,” kata Airlangga.

Sebagai pilot project yang dimulai pada tahun 2017, program Santripreneur yang telah dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, meliputi Pondok Pesantren Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan dan Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri. Seiring pelaksanaan program Santripreneur tersebut, Kemenperin memiliki dua model dalam pengembangannya, yaitu Santri Berindustri dan Santri Berkreasi.

Santri Berindustri merupakan upayapengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh ponpes maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial. Langkah ini diharapkan mendorong unit industri tersebut menjadi tempat magang para sumber daya manusia di lingkungan pesantren.

Sedangkan, model Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa ponpes untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini.

Pada tahun 2018,Kemenperin melalui Direktorat Jenderal IKM telah melakukan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Produk IKM Makanan Ringan di Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran Surakarta, Bimtek IKM Pengelasan di Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, dan Bimtek Pengolahan Limbah Plastik di Ponpes Hidayatul Mubtadiin Lirboyo.

Selanjutnya, Bimtek Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Busana Muslim di Ponpes Al-Quran Al Falah Bandung, Bimtek Perbengkelan Roda Dua di Ponpes Suryalaya Tasikmalaya, Bimtek Pengembangan Unit Usaha Pengolahan Roti di Ponpes Fathiyyah Al Idrisiyyah Tasikmalaya, Bimtek IKM Perbengkelan Roda Dua di Ponpes Buntet Cirebon.

Juga dilaksankan Bimtek Pengembangan Unit Usaha Kopi di Ponpes Al Ittifaq Bandung dan Bimtek Pupuk Organik Cair di Ponpes Saung Balong, Majalengka.“Program pelatihan berupa Bimtek tersebut dilaksanakan guna menciptakan SDM yang kompeten dan profesional sesuai kebutuhan industri dalam mendukung kemandirian ekonomi nasional,” ungkap Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih.

Gati mengatakan, sudah saatnya pondok pesantren memperkaya perannya menjadi lebih besar lagi yaitu sebagai pusat inkubasi dakwah berbasis kewirausahaan. “Pesantren diharapkan mampu mencetak entrepreneur berbakat yang tidak hanya bisa berdakwah kepada umat, namun juga menyejahterakan umat dalam menciptakan banyak lapangan pekerjaan,” jelasnya.

Dalam mendukung implementasi industri 4.0, lanjut Gati, pondok pesantren berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia terutama melalui pemberdayaan UMKM dan penguasan teknologi.


Optimalisasi Holding BUMN Migas, PGN dan Pertagas Segera Integrasi

image

JAKARTA - Sebagai kelanjutan dari pembentukan Holding BUMN Migas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) akan melakukan integrasi. Integrasi bisnis gas ini dilakukan guna mendorong perekonomian dan ketahanan energi nasional, melalui pengelolaan infrastruktur gas yang terhubung dari Indonesia bagian Barat (Arun) hingga Indonesia bagian Timur (Papua).

Deputi Bidang Pertambangan dan Industri Strategis Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno menjelaskan, perkembangan terkini dari proses pembentukan holding BUMN Migas yakni Pertamina dan PGN tengah melakukan finalisasi mekanisme integrasi yang paling baik bagi kedua perusahaan.

“Sebagai perusahaan terbuka (Tbk), PGN nanti akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda persetujuan pemegang saham atas transaksi material terkait dengan integrasi tersebut,” jelas Fajar.

Setelah proses integrasi ini selesai, Fajar berharap PT Pertamina (Persero) sebagai holding BUMN Migas dapat memberi wewenang sekaligus mengarahkan subholding gas menjadi ujung tombak bisnis gas di Indonesia.

Diharapkan holding BUMN Migas melalui integrasi ini akan menghasilkan lima hal berikut:

1.       Menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi sehingga tercipta harga gas yang lebih terjangkau kepada konsumen.

2.       Meningkatkan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional.

3.       Meningkatkan kinerja keuangan holding BUMN Migas.

4.       Meningkatkan peran holding migas dalam memperkuat infrastruktur migas di Indonesia

5.       Penghematan biaya investasi dengan tidak terjadinya lagi duplikasi pembangunan infrastruktur antara PGN dan Pertagas.

Dampak bagi Karyawan

Lebih jauh, Fajar menambahkan, perubahan status PGN yang kini menjadi anak usaha Pertamina maupun Pertagas tidak akan merugikan para karyawan yang bekerja di kedua perusahaan tersebut.

Mengutip Buku Putih Pembentukan Holding BUMN Migas, Fajar menegaskan tidak ada pengurangan jumlah karyawan di setiap perusahaan. "Pembentukan holding BUMN Migas tetap mempertahankan 100 persen pekerja yang ada saat ini dan juga tidak ada perubahan kompensasi dan benefit bagi karyawan," katanya.

Selain itu, para karyawan PGN dan Pertagas juga tetap memperoleh kesempatan yang sama dalam program pengembangan pekerja, termasuk hak dan kewajiban pekerja sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Industri Manufaktur Sumbang Pajak Terbesar Hingga Rp 103 Triliun

image

JAKARTA - Industri pengolahan masih memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak berdasarkan sektor usaha utama pada periode Januari-April 2018. Sumbangan sektor manufaktur ini mencapai Rp103,07 triliun dengan mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 11,3 persen.

“Industri pengolahan memiliki andil yang cukup besar dalam menyumbangkan pajak nonmigas setiap tahunnya. Jadi, pelaku industri telah menunjukkan kepatuhannya terhadap wajib pajak,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Sabtu (19/5).

Kontribusi penerimaan pajak selanjutnya, diikuti dari sektor perdagangan yang mencapai Rp76,41 triliun dan pertambangan Rp28,51 triliun, Selain itu, sumbangan dari sektor konstruksi dan real estat sebesar Rp23 triliun, transportasi dan gudang Rp14,49 triliun, serta pertanian Rp7,47 triliun.

Terjadinya pertumbuhan pada penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan membuktikan bahwa adanya peningkatan produktivitas manufaktur. Capaian tersebut sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan, industri pengolahan besar dan sedang di dalam negeri nampak menggeliat pada triwulan I tahun 2018.

Sektor manufaktur mencatatkan peningkatan produksi sebesar 0,88 persen dibanding triwulan IV/2017 (quarter to quarter/q-to-q) atau tumbuh 5,01 persen dari triwulan I-2017 (year on year/y-on-y). Bahkan, pertumbuhan tahunan produksi manufaktur besar dan sedang pada tiga bulan awal tahun ini mampu mengungguli pertumbuhan pada triwulan I/2016 sebesar 4,13 persen (y-on-y) dan triwulan I/2017 sebesar 4,46 persen (y-on-y).

Sektor-sektor industri manufaktur besar dan sedang, yang mengalami kenaikan tertinggi pada triwulan I/2018 dibandingkan triwulan I-2017 (y-on-y), yaitu industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki naik sebesar 18,87 persen, industri mesin naik 18,48 persen, industri pakaian jadi naik 17,05 persen, industri alat angkutan naik 14,44 persen, serta industri makanan naik 13,93 persen.

Pada kuartal pertama tahun ini, industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi terbesar dengan mencapai 17,95 persen terhadap PDB nasional. Sementara itu, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 5,03 persen pada kuartal I/2018 atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80 persen.

Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98 persen. Selanjutnya, industri makanan dan minuman yang menempati angka pertumbuhan hingga 12,70 persen.

“Dengan daya beli masyarakat yang terus berangsur membaik, industri jadi semakin optimistis untuk menggenjot produksinya,” ungkap Menperin. Selain itu, pertumbuhan disebabkan oleh beberapa faktor lainnya, seperti meningkatnya indeks manajer pembelian (PMI) dan kenaikan harga komoditas.

Sektor manufaktur yang kinerjanya gemilang di atas PDB nasional, antara lain industri logam dasar 9,94 persen, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53 persen, serta industri alat angkutan 6,33 persen.

Di samping itu, Menperin menegaskan, pihaknya juga terus mendorong peningkatan ekspor produk manufaktur guna menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya, sejumlah produk industri manufaktur Indonesia yang diekspor secara langsung atau direct call ke Amerika Serikat dengan menggunakan kapal kontainer berukuran besar.

Dari 32 industri manufaktur di dalam negeri yang terlibat dalam pengiriman via kapal raksasa tersebut, total nilai ekspornya mencapai USD11,98 Juta. Produk nonmigas ini meliputi alas kaki sebesar 50 persen, produk garmen (15 persen), produk karet, ban dan turunannya (10 persen), produk elektronik (10 persen), serta produk lainnya seperti kertas, ikan beku dan suku cadang kendaraan (15 persen).


Industri Petrokimia Asal Korea Bangun Pabrik Akhir 2018 di Cilegon

image

JAKARTA - Perusahaan industri petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan akan melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) untuk pembangunan pabrik yang memproduksi nafta cracker pada akhir tahun 2018. Dengan nilai investasi yang rencananya mencapai USD3,5 miliar, pabrik ini diharapkan dapat mendukung pengurangan impor produk petrokimia hingga 60 persen.

“Nafta cracker selaku bahan baku petrokimia, kita memang kurang sehingga masih impor. Tetapi setelah ini produksi, bisa disubstitusi. Bahkan, pabrik ini juga akan menghasilkan ethylene, propylene dan produk turunan lainnya. Jadi, kita tidak akan impor lagi,” kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Jumat (18/5).

Hal itu disampaikannya seusai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pertemuan dengan Vice Chairman of Lotte Group Huh Soo Young beserta delegasinya di Kementerian Perindustrian. Proyek Lotte ini sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia yang tengah memprioritaskan akselerasi pertumbuhan industri petrokimia karena memenuhi kebutuhan produksi di banyak sektor hilir.

Sigit menjelaskan, saat ini Lotte masih menyelesaikan proses perizinan terkait pembebasan lahan, pembangunan pelabuhan, dan pengurusan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). “Tanah yang sudah tersedia sekarang seluas 100 hektare, tetapi mereka terus mencari tambahan karena area yang akan dibangun terintegrasi untuk menghasilkan bermacam-macam produk,” ungkapnya.

Sigit menilai, masuknya investasi industri petrokimia di sektor hulu ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk meningkatkan produktivitas nasional, seiring berkembangnya pasar petrokimia di dalam negeri. “Investasi industri upstream memang sangat besar dan harus terpadu dengan produk turunan, karena kalau berdiri sendiri tidak akan ekonomis, pasti gulung tikar,” ujarnya.

Pabrik Lotte yang akan dibangun di Cilegon, Banten ini menargetkan total kapasitas produksi nafta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun. “Apabila pabrik Lotte dan Chandra Asri beroperasi pada tahun 2023, Indonesia bisa mengurangi impor produk petrokimia hingga lebih dari 60 persen,” ucap Sigit.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk juga berencana membangun kembali pabrik pengolah nafta cracker kedua (CAP2) yang menelan investasi senilai USD 4-5 miliar. Dengan tambahan investasi Lotte Chemical dan Chandra Asri tersebut, Indonesia bakal mampu menghasilkan bahan baku kimia berbasis nafta cracker sebanyak 3 juta ton per tahun. Bahkan, Indonesia bisa memposisikan sebagai produsen terbesar ke-4 di Asean setelah Thailand, Singapura dan Malaysia.

Sebelumnya, Menperin Airlangga menuturkan, sedikitnya ada tiga perusahaan yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi dalam pengembangan sektor industri petrokimia di Indonesia, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., Lotte Chemical Titan, dan manufaktur besar Thailand, Siam Cement Group (SCG). “Mereka akan memproduksi kebutuhan bahan baku kimia berbasis nafta cracker di dalam negeri. Sehingga nanti kita tidak perlu lagi impor," tegasnya.

Menurut Menperin, Indonesia berpotensi menjadi pusat pertumbuhan industri petrokimia dan akan bisa lebih kompetitif di tingkat Asean dengan semakin meningkatnya investasi dan ekspansi dari sejumlah produsen di dalam negeri. “Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi seiring upaya pemerintah yang terus menciptakan iklim usaha kondusif,” ungkapnya.

SCG berencana membangun fasilitas produksi nafta cracker senilai USD5,5 miliar di Cilegon, Banten. “Pabrik petrokimia yang segera dibangun ini akan memiliki kapasitas produksi 1,2 juta ton per tahun. Investasi ini menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah, hasil produksinya juga untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor,” tutur Airlangga.

Kemenperin mencatat, nafta cracker dari produksi industri nasional saat ini baru mencapai 900 ribu ton per tahun, sementara permintaan dalam negeri sebanyak 1,6 juta ton. Industri petrokimia ditetapkan sebagai salah satu sektor hulu strategis karena menyediakan bahan baku untuk hampir seluruh sektor hilir, seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetik hingga farmasi.

Oleh karena itu, keberlanjutan dalam pembangunan industri petrokimia sangat penting bagi aktivitas ekonomi. “Dengan sifatnya yang padat modal, padat teknologi, dan lahap energi, pengembangan industri petrokimia perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah,” jelas Menperin.


Pemerintah Fokus Dorong Pengembangan Kendaraan Listrik di Indonesia

image

JAKARTA - Kementerian Perindustrian fokus mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri. Langkah strategis yang dilakukan, antara lain mengkaji arah kebijakan ke depan bersama pemangku kepentingan terkait untuk mendorong produksi kendaraan emisi karbon rendah (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV) yang ramah lingkungan.

“Jadi, kalau kita tidak ingin hanya menjadi pengguna atau importir saja, maka perlu ada industrinya di sini,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto di Jakarta, Jumat (18/5).

Hal itu disampaikannya seusai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu dengan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono beserta jajarannya.

Harjanto menjelaskan, dalam pengembangan kendaraan listrik, perlu ada pentahapan yang dijalankan secara terpadu sebagaimana peta jalan pengembangan industri otomotif baik dalam hal penyiapan regulasi atau payung hukum, infrastruktur pendukung, dan teknologi. “Selain itu, kesiapan untuk keberlanjutan industri, dampak lingkungan, dan dampak sosial,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Kemenperin berupaya menyinkronkan kebijakan pengembangan kendaraan bermotor nasional menjadi sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. “Dalam menuju revolusi industri 4.0, kami memacu industri otomotif agar mampu menjadi sektor unggulan untuk ekspor ICE (internal combustion engine/mesin pembakaran dalam) dan EV (electric vehicle/kendaraan listrik),” tuturnya.

Harjanto juga menekankan bahwa pembangunan infrastruktur kendaraan listrik seperti charging station menjadi sangat penting. “Jangan sampai ketika sudah bicara otomotif, ternyata infrastrukturnya belum siap. Jadi, kami berharap nanti masyarakat pakai kendaraan listrik dengan mudah dan nyaman,” ujarnya.

Selanjutnya, Kemenperin mendorong peningkatan kemampuan industri komponen dalam negeri, seperti memproduksi baterai untuk kendaraan listrik. Upaya ini antara lain dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) serta penerapan standardisasi produknya.

“Industri komponen baterai juga harus disiapkan karena menjadi core component dalam mobil listrik. Kemenperin tengah menyiapkan proyek percontohan battery sharing untuk kendaraan bermotor listrik roda dua di beberapa kota, seperti Bandung, Denpasar dan akan menyusul Yogyakarta untuk penggunaan baterai yang bisa ditukar, seperti penggunaan tabung gas LPG pada kompor,” paparnya.

Dalam upaya transfer teknologi, pada Februari lalu, Mitsubishi Motors Corportion (MMC), Jepang menghibahkan 10 mobil listrik kepada Pemerintah Indonesia untuk keperluan studi bersama, sosialisasi, dan menjaring respons konsumen.

Strategi lainnya untuk mendorong industri otomotif di Indonesia agar berinvestasi memproduksi kendaraan listrik, yakni melalui pemberian insentif. Kemenperin telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai pemberian insentif terhadap pengembangan program LCEV, yang di dalamnya termasuk kendaraan listrik.

“Pada tahun 2025, kami menargetkan 20 persen dari kendaraan yang diproduksi di Indonesia adalah kendaraan LCEV termasuk kendaraan listrik. Ini sesuai tren dunia. Jika permintaannya tinggi, targetnya kami bisa lebih dari itu,” papar Harjanto.

Kemampuan industri otomotif di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat sehingga memberikan kontribusi signifikan pada perekonomian nasional. “Misalnya, terlihat jumlah ekspor dalam bentuk komponen kendaraan yang naik hingga 13 kali lipat, dari 6,2 juta pieces tahun 2016 menjadi 81 juta pieces tahun 2017,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, beberapa waktu lalu.

Menperin menambahkan, peningkatan juga terjadi pada angka produksi kendaraan bermotor roda empat, dari 1,177 juta unit tahun 2016 menjadi 1,216 juta unit tahun 2017. Jumlah tersebut diperkuat dengan peningkatan ekspor kendaraan dalam keadaan utuh (completely build up/CBU) sebanyak 231 ribu unit tahun 2017 dibanding tahun 2016 sekitar 194 ribu unit.

Sementara itu, Warih menyampaikan, TMMIN berkomitmen mendukung pemerintah untuk membangun industri mobil listrik dalam negeri. “Kami secara bertahap sudah menyiapkan produksi komponen utama yang dibutuhkan untuk membuat mobil listrik, seperti baterai, motor dan inverter,” sebutnya.

Sebelum masuk ke tahap produksi massal, lanjut Warih, perlu pertimbangan cermat pada empat pilar utama, yaitu supply chain (rantai pasok meliputi semua aktivitas penyaluran barang produksi hingga ke konsumen), infrastruktur, konsumen dan regulasi pemerintah. “Bagi TMMIN, keempat pilar tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus lebih dahulu diselesaikan dan itu tidak mudah serta tidak bisa dalam tempo yang singkat,” terangnya.


Tembus Pasar Jepang Hingga Eropa, Ekspor Batik Nasional Lampaui 58 Juta Dollar AS

image

JAKARTA - Industri batik Indonesia dinilai telah menguasai pasar dunia sehingga mampu menjadi penggerak bagi perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari capaian nilai ekspor batik dan produk batik pada tahun 2017 sebesar USD58,46 juta dengan negara tujuan utama meliputi Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

“Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia juga menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (17/5/2018).

Gati mengungkapkan, perdagangan produk pakaian jadi di dunia saat ini mencapai USD442 miliar. Ini bisa menjadi peluang besar bagi industri batik nasional agar meningkatkan pangsa pasarnya, mengingat batik sebagai salah satu bahan baku untuk produk pakaian jadi.

“Industri batik kita didominasi oleh sektor IKM yang tersebar di 101 sentra seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, total penyerapan tenaga kerjanya mencapai 15 ribu orang,” paparnya. Potensi ini terus dikembangkan, seiring upaya pemerintah mendorong industri padat karya berorientasi ekspor.

Untuk itu, dalam rangka menggenjot produktivitas dan daya saing industri batik nasional, Kementerian Perindustrian telah menjalankan beberapa program strategis seperti peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan pengembangaan kualitas produk. Selain itu, penerapan standardisasi, fasilitasi mesin dan peralatan produksi, serta promosi dan pameran baik di dalam maupun luar negeri.

“Salah satu, kegiatan yang kami lakukan berkat kerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI), yaitu menyelenggarakan Pameran Batik Warisan Budaya XII di Plasa Pameran Industri,” tutur Gati. Pameran ini selain bertujuan untuk mempromosikan karya-karya unggulan dari para pengrajin batik dalam negeri, juga guna memperluas pasar mereka yang didominasi oleh pelaku IKM.

Pameran yang tahun ini mengangkat tema Cerah Ceria Pesona Batik Madura, diselenggarakan selama empat hari, mulai tanggal 15-18 Mei 2018, dengan diikuti sebanyak 48 pengrajin batik binaan YBI. Dari beberapa peserta, menampilkan batik dengan penggunaan zat warna alam sebagai upaya menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan bernilai tambah tinggi.

“Pengembangan zat warna alam juga turut mengurangi importasi zat warna sintetik,” jelas Gati. Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, menurutnya, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat. “Sehingga batik warna alam ini hadir menjawab tantangan tersebut dan diyakini dapat meningkatkan peluang pasar,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya terus mendorong para pengrajin dan peneliti industri batik nasional agar terus berinovasi mendapatkan berbagai varian warna alam. Upaya ini untuk mengeksplorasi potensi batik Indonesia sehingga memperkaya ragam kain wastra Nusantara dengan warna alam.

“Di samping itu, kami memiliki program e-Smart IKM yang bertujuan mendorong pelaku usaha untuk masuk dalam pemasaran online,” ungkapnya. Hal ini sebagai salah satu langkah strategis untuk menuju implementasi revolusi industri 4.0.

Penemuan pewarnaan kain
Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara memaparkan, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) telah menemukan salah satu teknik pewarnaan kain yang dinamakan Teknik Ringkel. “Teknik ringkel ini merupakan pengembangan dan penggabungan dua teknik, yaitu teknik smock dan tritik jumputan,” jelasnya.

Teknik smock dilakukan seperti menjahit dan menyulam dengan tangan. “Jadi, teknik ini merupakan dari tusukan menjahit untuk membuat kerutan-kerutan yang menghasilkan motif menarik sesuai pola tertentu,” kata Ngakan.

Apabila smock dikerjakan di atas kain polos, maka pada kain tersebut harus diberi tanda-tanda titik atau garis. Sementara itu, teknik tritik jumputan adalah proses pewarnaan dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.

“Prosesnya, kain dicelup atau diwarna, dan di buka jahitannya. Setelah dibuka akan menghasilkan motif-motif yang indah,” imbuhnya.

Menurut Ngakan, penamaan Ringkel sendiri berasal dari sifat produk akhir, hasil kolaborasi teknik yang dilakukan tersebut. “Hasilnya menjadikan kain dengan tekstur berkerut atau bahasa Jawanya ringkel,” tuturnya.

Berdasarkan penelitian BBKB, sebagai salah satu unit pelaksana teknis di bawah BPPI yang berlokasi di Yogyakarta ini, ditemukan sedikitnya 23 desain motif baru. “Di antara beberapa jenis bahan yang diuji coba, yang paling optimal menghasilkan motif adalah bahan jenis mori Primissima. Selain paling bagus motif yang dihasilkan, bahan jenis mori juga paling mudah dalam proses pengerjaannya,” paparnya.

Bahkan dari hasil uji laboratorium, tekstil kerajinan ini mempunyai ketahanan luntur warna terhadap pencucian, keringat, dan sinar yang bagus. Nilai ketahanan luntur warna terhadap gosokan juga cukup bagus, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan mengkombinasikan dua teknik ini memenuhi standar kualitas sebagai produk bahan sandang.

Ngakan menilai, teknik ringkel ini sangat cocok dikembangkan oleh pelaku IKM karena prosesnya sederhana dan tidak memerlukan alat khusus. “Dalam pemanfaatan teknologi tersebut, BBKB telah melakukan sinergi dengan berbagai pihak khususnya Dinas terkait, dengan memberikan pelatihan bagi pengrajin di beberapa daerah, antara lain Banyumas (Jawa Tengah), Sleman (D.I. Yogyakarta), Sampang (Jawa Timur). Sampai tahun 2017, BBKB telah melatih sebanyak 67 IKM,” pungkasnya.


Tips Agar Tetap Bugar Selama Berpuasa

image

JAKARTA - Datangnya bulan suci Ramadan sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk tidak beraktivitas seperti biasa meski tengah berpuasa. Berpuasa memiliki banyak manfaat bagi metabolisme tubuh dan juga menghilangkan atau membersihkan racun dalam tubuh akibat dari makan, polusi dan juga radikal bebas.

1. Perhatikan Asupan Cairan

Saat berupuasa amat sangat penting memperhatikan asupan cairan atau minum yang cukup bagi tubuh, hal ini penting agar menghindarkan tubuh mengalami dehidrasi akibat kekurangan minum, banyak saran yang mengatakan minimal minum delapan gelas per hari agar tubuh tidak dehidrasi, namun disaat berpuasa perlu memperhatikan asupan cairan bagi tubuh sebab saat bulan Ramadan
waktu makan dan istirahat berubah.

Jelasnya disarankan minum air putih sebanyak dua gelas saat berbuka puasa, tiga gelas setelah tarawih, dan satu gelas sebelum tidur. Kemudian satu gelas saat bangun sahur, dan satu gelas setelah makan sahur, jumlah ini hanya perhitungan garis besar saja, tentunya anda sendiri yang dapat menentukan banyak atau tidaknya asupan cairan bagi tubuh anda.

2. Berbukalah dengan yang manis

Waktu berbuka puasa tentu menjadi momen yang sangat ditunggu dikala berpuasa Ramdan, namun dalam hal ini anda harus memperhatikan menu berbuka puasa terlebih habis melakukan aktivitasyang padat selama berpuasa, umunya kita disarankan berbuka dengan menu minuman dan makanan yang manis seperti buah kurma dengan teh manis hangat, hal ini penting agar mampu mengembalikan energi dalam tubuh setelah berbuka puasa. Akan tetapi diperhatikan porsi makan ya dan tidak berlebihan.

3. Konsumsi Sayuran

Sayuran sudah menjadi asupan yang amat sangat penting abgi tubuh, selain kaya vitamin, sayuran mampu membuat tubuh lebih sehat, tenunya dengan cara pengolahan atau masak yang baik agar kadar vitamin dan kandungan dalam sayur tidak terbuang percuma, mengkonsumsi sayuran pada saat makan sahur sangat baik bagi tubuh.

4. Tidur Cukup

Isitrahat malam hari atau tidur setelah melakukan aktivitas serai penuh menjadi hal yang vital guna memulihkan energi dan memberikan waktu istirahat bagi seluruh organ tubuh. Pada saat puasa sebaiknya tidak tidur terlalu larut malam agar mudah bangun pada saat makan sahur dan juga bisa kembali beraktivitas dengan segar.

5. Sikat Gigi Sebelum Tidur dan Setelah Sahur

Aktivitas membersihkan mulut dengan cara sikat gigi jangan dilewatkan, sebab saat berpuasa, cadangan lemak akan dibakar oleh tubuh sebagai energi dan digunakan untuk meningkatkan kadar keasaman darah. Adanya aktivitas tersebut membuat aroma nafas menjadi tidak enak. Dengan ini diperlukan sikat gigi sebelum tidur malam dan setelah makan sahur, bila memmungkinkan setelah berbuka puasa.

Ini Cara Pertamina Amankan BBM dan Elpiji Saat Ramadhan dan Idul Fitri 2018

image

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) telah mempersiapkan diri menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Bahan Bakar Minyak dan Elpiji (BBM & Elpiji) Idul Fitri 2018. Satgas BBM ini bertugas mengawal ketersediaan dan kelancaran distribusi ke seluruh wilayah NKRI serta melayani kebutuhan BBM & LPG bagi masyarakat khususnya pemudik selama Puasa dan Idul Fitri 2018. Satgas BBM akan mulai aktif bekerja pada H-15 hingga H+15 Idul Fitri.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito menyatakan, Pertamina sudah melakukan evaluasi adanya peningkatan konsumsi BBM dan Elpiji,  serta memastikan ketersediaan BBM dan Elpiji bagi masyarakat selama puasa, arus mudik maupun arus balik.

"Menghadapi puasa dan Idul Fitri 2018 melakukan langkah persiapan dimulai dari penyediaan stok BBM. Sementara nanti pada saat jelang arus mudik balik akan dilakukan penambahan armada mobil tangki beserta awaknya, membuat kantong BBM di SPBU sebagai BBM cadangan, menyiapkan BBM kemasan serta SPPBE Kantong,” ujar Adiatma melalui keterangan resmi, Rabu (16/5/2018).

Sebagaimana tahun sebelumnya, untuk melayani pemudik, Pertamina juga telah menyiapkan berbagai langkah strategis guna mengantisipasi kelancaran pasokan BBM, antara lain membangun KiosK/Serambi PX, Mobil Dispenser Unit, BBM Kemasan di SPBU serta Motor/Mobil Pengantar Kemasan BBM. Layanan khusus ini akan disediakan di sepanjang jalur mudik Pulau Jawa baik jalan tol maupun non tol serta jalur Sumatera.

“Semua layanan ini sebagai komitmen Pertamina untuk memberikan kemudahan dan menambah kenyamanan bagi masyarakat yang melakukan mudik, sehingga tidak khawatir kehabisan BBM di tengah perjalanan,” ujar Adiatma.

Menurut Adiatma, selama Puasa dan Idul Fitri 2018 konsumsi BBM harian secara nasional diperkirakan naik rata-rata 15 persen. Mengantasipasi hal tersebut, Pertamina akan meningkatkan stok dan penyaluran BBM selama Puasa dan Idul Fitri dari rata-rata harian normal gasoline 90 ribu kiloliter menjadi 104 ribu kiloliter per hari.

“Kenaikan tertinggi diperkirakan terjadi pada puncak arus mudik, 9 dan 13 Juni 2018  dengan kenaikan 32% dan 29% dari konsumsi normal. Sedangkan arus balik pada 19 Juni 2018 yang diperkirakan mencapai 28%,” ujar Adiatma.

Pertamina, lanjut Adiatma telah mengantisipasi jumlah pemudik tahun 2018 yang diperkirakan meningkat 11 - 13 persen dari tahun lalu. Menurutnya jumlah pemudik menggunakan roda dua diperkirakan mencapai 7,67 juta naik dibanding tahun 2017 yang mencapai 6,8 juta. Sementara jumlah pemudik yang menggunakan roda empat diperkirakan mencapai 3,46 juta, naik dari tahun 2017 yang mencapai 3,1 juta.

Untuk itu, Adiatma menguraikan rincian kenaikan penyaluran harian untuk tiap-tiap jenis BBM. Kenaikan tertinggi terjadi pada BBM jenis pertalite dari 46 ribu kiloliter menjadi 55 ribu kiloliter (20%), disusul Pertamax dari 15 ribu kiloliter menjadi 18 ribu kiloliter (15%),

Premium dari 24 ribu kiloliter menjadi 26 ribu kiloliter (7%), Pertamax Turbo dari 787 kiloliter menjadi 820 kiloliter (5%), Dexlite dari 1.598 kiloliter menjadi 1.678 Kiloliter (5%), Dex dari 485 kiloliter menjadi 504 kiloliter (4%) serta  Avtur meningkat dari 15 ribu kiloliter menjadi 16 ribu kiloliter (5%). Sementara kebutuhan solar diperkirakan turun dari 35 ribu kiloliter rata-rata harian menjadi 30 ribu kiloliter.

Pertamina juga akan meningkatkan penyaluran LPG pada Puasa dan Idul Fitri 2018 yang diperkirakan puncaknya akan terjadi pada minggu terakhir menjelang Idul Fitri, dengan kenaikan sekitar 17% dari rata-rata harian 23.124 metrik ton menjadi 27.000 metrik ton. Pertamina juga telah meningkatkan ketahanan stok LPG menjadi rata-rata 17,6 hari.

Dari sisi distribusi, Pertamina akan menyiagakan 3.094 agen LPG PSO dan NPSO serta 31.612 pangkalan LPG PSO di seluruh Indonesia. “Kita juga akan menyiagakan 49 SPPBE Kantong di Pulau Jawa untuk memastikan kelancaran suplai LPG selama arus mudik,” ujar Adiatma.

Pertamina juga membuka Posko Pengaduan melalui Contact Pertamina 1 500 000 serta Posko Pengaduan di tiap Marketing Operation Region (MOR) di seluruh Indonesia.  Masyarakat dapat menyampaikan kondisi ketersediaan BBM dan LPG di wilayahnya,  termasuk jika adanya pelanggaran di Agen dan SPBU.


Ekspor Langsung Produk Manufaktur Indonesia ke AS Capai 11,98 Juta Dollar AS


image

JAKARTA - Sejumlah produk industri manufaktur Indonesia diekspor secara direct call ke Amerika Serikat dengan menggunakan kapal kontainer berukuran besar. Direct call adalah sistem pelayaran langsung peti kemas dari pelabuhan domestik ke pelabuhan tujuan di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan mana pun.

“Pengiriman ini bisa lebih cepat sampai sehingga akan mendorong peningkatan daya saing produk kita di Amerika Serikat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai acara pelepasan ekspor komoditas nonmigas Indonesia dari Jakarta menuju Los Angeles yang diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Terminal Jakarta International Container Terminal (JICT), Selasa (15/5/2018).

Pada kesempatan itu, turut mendampingi Presiden, yakni Menperin Airlangga, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita serta Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya.

Airlangga menjelaskan, pengiriman komoditas melalui rute langsung tersebut dapat lebih efisien dan memangkas biaya logistik hingga 20 persen. “Jadi, lebih murah berkisar USD300 setiap kontainer, dibandingkan jika dengan perjalanan melalui Singapura,” ujarnya.

Selain itu, mampu menghemat waktu pengiriman barang. “Kalau lewat Singapura, shipping time-nya kira-kira sampai 31 hari. Sedangkan, dengan direct call ini hanya 23 hari sehingga membantu time to market lebih cepat,” imbuhnya.

Dari 32 industri manufaktur di dalam negeri yang terlibat dalam pengiriman via kapal raksasa tersebut, total nilai ekspornya mencapai USD11,98 Juta. Produk nonmigas ini meliputi alas kaki sebesar 50 persen, produk garmen (15 persen), produk karet, ban dan turunannya (10 persen), produk elektronik (10 persen), serta produk lainnya seperti kertas, ikan beku dan suku cadang kendaraan (15 persen).

Perusahaan pengekspor itu, antara lain Buma Apparel Industry, Nikomas Gemilang, Parkland World Indonesia, Mattel Indonesia, Dilmoni Citra Mebel Indonesia, Gajah Tunggal, Multistrada Arah Sarana, Indonesia Epson Industry, dan Samsung Electronics Indonesia. Selanjutnya, Komatsu Undercarriage Indonesia, Koyorad Jaya Indonesia, Maxindo Karya Anugerah, dan Indo Porcelain.

“Seluruhnya produk manufaktur, bukan komoditas mentah,” tegas Menperin. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus mengoptimalkan nilai tambah produk dalam negeri serta memacu devisa negara melalui peningkatan ekspor. Kegiatan ini menunjukkan pula bahwa iklim usaha di Indonesia berjalan baik yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Komoditas nonmigas yang diekspor tersebut diangkut menggunakan Kapal CMA CGM Tage, memiliki kapasitas mencapai 10.000 twenty-foot equivalent units (TEUs). Kapal berbobot sebesar 95.263 gross tonnage (GT) dan berukuran panjang hingga 300 meter ini merupakan satu dari beberapa kapal raksasa yang kini secara rutin berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

“Pengiriman sekarang ini sebanyak 4.300 TEUs. Ke depannya, kami akan terus dorong untuk semakin bertambah,” ucap Airlangga. Untuk itu, pemerintah tengah berupaya untuk membuat perjanjian dagang khusus dengan Amerika Serikat. “Karena, 40 persen muatan kapal tersebut masih kena bea masuk 10-20 persen,” lanjutnya.

Kerja sama bilateral

Menperin berharap, dengan adanya kerja sama bilateral, tarif bea masuk nantinya untuk komoditas ekspor Indonesia ke Amerika Serikat bisa dihapuskan atau nol persen. Pasalnya, ekspor Thailand dan Vietnam ke Negeri Paman Sam tersebut sudah nol persen.“Tren perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat, positif dan naik terus. Direct call akan didorong kalau ekonomi kedua negara bisa melakukan early harvest. Mereka produksi kapas dan gandum, dan bisa dibarter dengan produk sepatu ataupun tekstil kita,” paparnya.

Kementerian Perindustrian mencatat, neraca perdagangan RI dengan AS mengalami surplus pada dua tahun belakangan ini. Pada 2016, surplus sekitar USD8,47 miliar, sementara tahun 2017 surplus sebesar USD9,44 miliar. Khusus untuk ekspor, total nilai ekspor nonmigas mencapai USD15,68 miliar pada 2016, sedangkan di tahun 2017 meningkat menjadi USD17,14 miliar. D

Dengan adanya perjanjian perdagangan internasional, Menperin meyakini, akan membuat eksportir Indonesia mendapatkan peluang lebih besar untuk semakin memperkenalkan dan menjual produknya ke berbagai belahan dunia. “Upaya ini juga akan menjadi pemicu naiknya produktivitas dan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri,” jelasnya.

Setelah Amerika Serikat, Menperin menambahkan, pihaknya bakal membidik pasar ekspor langsung dari Jakarta menuju Rotterdam, Belanda. “Karena, pintu ekspor kita di Eropa itu Rotterdam. Jadi, kalau kapal ini bisa direct lagi dari Jakarta, semakin bersaing biayanya,” ungkapnya.

Menurut Airlangga, salah satu komoditas nonmigas yang diutamakan untuk terus tembus ke pasar ekspor Eropa adalah minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya. “Ini tergantung dari perkembangan produknya itu sendiri. Komoditas ini harapannya, seperti CPO, tidak lagi dihambat,” tegasnya.

Produk manufaktur lainnya, yakni tekstil dan produk tekstil serta alas kaki yang masih menjadi produk andalan nasional dalam era ekonomi digital. “Berdasarkan roadmap Making Indonesia 4.0, produk clothing dan sepatu yang akan fokus diprioritaskan pengembangannya pada revolusi industri keempat. Apalagi,  untuk daya saing produk alas kaki kita sudah masuk nomor enam di dunia, sehingga potensinya besar untuk perluasan pasar ekspor,” pungkasnya.

Pada triwulan I tahun 2018, industri tekstil dan pakaian merupakan salah satu sektor manufaktur yang kinerjanya di atas pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mencapai 7,53 persen. Selain itu, terdapat industri mesin dan perlengkapan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,98 persen.

Selanjutnya, industri makanan dan minuman tumbuh hingga 12,70 persen, industri logam dasar 9,94 persen, serta industri alat angkutan 6,33 persen. Pada kurtal pertama tahun ini, industri pengolahan nonmigas tercatat tumbuh sebesar 5,03 persen, naik dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80 persen.


Survei: 45 Persen Penduduk Jakarta Tinggal di Rumah Warisan

image

JAKARTA - Meski masuk dalam kriteria kebutuhan pokok, tempat tinggal masih saja menjadi isu yang belum teratasi dengan baik. Edukasi, terlebih soal pembiayaan, membuat banyak orang masih menunda pembelian huniannya.

Dalam sentiment survey kali ini, Rumah123 menemukan fakta bahwa nyaris 45 persen penduduk Jakarta tidak tinggal di rumah yang mereka bisa beli sendiri. Berdasarkan data yang dioleh tim Business Intelligent Rumah123, meski tinggal di rumah yang berlabel milik sendiri, hunian tersebut didapat dari hasil warisan keluarga.

Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung menjelaskan hasil survei yang terbilang masih sangat mengkhawatirkan. “Mereka yang memiliki penghasilan bulanan baik di bawah atau di atas Rp10 juta tetap kesulitan membayar DP,” kata Untung dalam pemaparan Sentiment Survey H-I/2018 di kantor Rumah123 di Jakarta, Selasa (15/5/2018).

“Betul, pengakuan tinggal di rumah sendiri, namun rumah tersebut mereka peroleh dari warisan. Bukan dibeli dengan uang mereka sendiri,” ujar Untung memaparkan.

Berdasarkan data, besaran uang muka atau down payment (DP) ternyata masih menjadi momok di semua kelompok penghasilan. “Jadi kurang tepat jika berpikir hanya mereka dengan penghasilan kecil yang kesulitan menyediakan dana untuk pembayaran DP.”

Jika mereka yang berpenghasilan di bawah Rp10 juta per bulan kesulitan membayar DP lantaran kurangnya penghasilan, berbeda dengan yang di atas Rp10 juta. Golongan berpenghasilan terbilang besar ini cenderung kesulitan membayar DP karena “terlilit” utang. Sebut saja credit card, Kredit Tanpa Agunan (KTA), dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

Menariknya, ada tren definisi investor terkini. Meski baru membeli properti untuk kali pertama, milenial sudah menggolongkan dirinya sebagai investor, bukan lagi first home buyer. “Responden milenial sudah cukup sadar bahwa properti memiliki return yang bagus. Jadi, meski bukan hunian idamannya, saat mampu membeli sebuah properti, maka mereka akan berpikir itu sebagai bentuk investasi,” ujar country general manager anak perusahaan REA Group Australia ini menambahkan.

Data menunjukkan bahwa 60,32% milenial di rentang usia 22-28 tahun mencari hunian sebagai bentuk investasinya. Sementara 39, 68% lainnya belum berencana sedikitpun. Meningkat cukup banyak, setidaknya ada 75% milenial di rentang usia 29-35 yang mulai mencari hunian investasi.

Pola pikir pragmatis juga cukup mewarnai keputusan pembelian properti dengan menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini cenderung terjadi pada masyarakat di golongan penghasilan di bawah Rp10 juta yang rela membayar cicilan dengan bunga lebih tinggi selama proses pengajuannya tidak terlalu sulit.

Sentiment Survey H-I/2018 ini melibatkan 1.922 responden selama periode 13 Maret-27 April 2018. Responden berasal dari Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di Pulau Jawa. 


Gerakan Inovasi Koperasi dan UKM di Kulon Progo Dapat Pengakuan Dunia

image

JAKARTA - Gerakan inovasi untuk koperasi dan bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) di Kulon Progo, DI Yogyakarta telah mendapatkan pengakuan dunia dalam forum PBB.

Pengakuan tersebut diberikan setelah Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo dilantik sebagai Special Member of ICSB Indonesia oleh Prof Kim Kichan, Honorary Founding Chairman of ACSB, President of ICSB 2015-2016 di Markas PBB New York.

Bupati Hasto Wardoyo mewakili Asia akan berbicara bersama beberapa walikota lain di dunia dalam forum International Council for Small Business (ICSB) yang akan digelar di Kantor Pusat PBB pada 10-12 Mei 2018 dengan tema Humane Entrepreneurship.

Bupati Kulon Progo sekaligus diminta untuk berbicara terkait gerakan ekonomi kerakyatan dan pelayanan masyarakat yang dilakukan di wilayahnya. Seiring dengan itu, berpidato pula dalam forum tersebut Walikota Comune Di Morigerati, Cono D’Elia (Italy) dan Walikota Quebec City, Regis Labeaume (Canada).

Hasto menegaskan gerakan inovasi di wilayahnya harus bisa menjadi contoh yang direplikasi di daerah lain karena sudah diakui dunia. "Bahwa kita harus selalu kreatif dalam memajukan ekonomi kerakyatan dan melayani masyarakat," katanya.

Ia berpendapat jika dalam bidang bisnis ada kemajuan maka tidak sekadar mencari dan memenuhi kebutuhan sebanyak-banyaknya keuntungan material akan tetapi harus mencapai nilai-nilai kemanusiaan secara luas.

"Maka dalam penyelenggaraan pemerintahan juga ada 'new public management' yang tidak sekadar bisa mewujudkan kesejahteraan secara material dengan banyaknya program tapi harus bisa membahagiakan masyarakat," katanya.

Menurut dia, para pelaku bisnis tidak cukup dengan kehidupan sejahtera semata tetapi harus diserta dengan indeks kebahagiaan sebagai ukuran. "Kami membangun di Kulon Progo dengan pola pikir tersebut sehingga pemberdayaan koperasi dan gotong royong menjadi pilar utama dalam membangun daerah," ujar Hasto.

Dalam forum yang dihadiri perwakilan dari berbagai negara di dunia ia menyampaikan bahwa koperasi di Kulon Progo bahkan bisa menjalin kerja sama denga toko ritel modern. Bahkan ritel modern tidak mampu bersaing menyesuaikan diri dan diganti toko milik koperasi/rakyat dengan nama Toko Milik Rakyat (TOMIRA).

"Begitu juga saya sampaikan bahwa perusahasn rakyat seperti PDAM di Kulon Progo mampu membuat air minum dalam kemasan sendiri sebagai wujud air rakyat untuk rakyat," ungkapnya.

Selain itu untuk keperluan beras sejak 2014, Bulog tidak lagi memasok rastra ke Kulon Progo melainkan memberikannya dalam bentuk uang kepada petani, UMKM, gabungan kelompok tani, serta koperasi petani sebesar Rp47 miliar pertahun. Kegiatan lain yakni pengembangan batik sebagai produk unggulan rakyat yang diwajibkan agar dikenakan oleh para siswa dan PNS di Kabupaten Kulon Progo.

"Gotong royong bedah rumah mampu mengatasi masalah tanpa serupiah pun dari APBD dan APBN. Gotong royong memang sakti," katanya. Pada kesempatan itu, ia menyambut baik dengan disematkan namanya sabagai anggota anggota istimewa ICSB.

"Ini menjadi tanggung jawab baru bagi saya untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan lebih baik lagi di Kulon Progo tentunya, ini menambah motivasi yang tidak kecil bagi saya," pungkasnya.

Kejar Target Produksi, Kemetan Kembangkan Varietas Padi Inpago 9

image

JAKARTA - Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus tingkatkan produksi padi nasional. Setelah pada tahun 2016 produksi padi capai 79,35 juta ton dan tahun 2017 capai 81,07 juta ton,Kementan menargetkan produksi pada tahun ini bisa mencapai 81,2 juta ton. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menggenjot produksi adalah mengembangkan varietas padi dengan produktivitas tinggi. Varietas unggulan yang turut dikedepankan Kementan saat ini adalah varietas inpago 9.

Inpago 9 merupakan salah satu varietas inbrida padi gogo yang dikhususkan untuk lahan kering.  Untuk meningkatkan luasan lahan tanam padi, Kementan saat ini tengah menggencarkan pemanfaatan lahan suboptimal termasuk lahan kering. “Saat ini, sekitar 90 persen produksi padi dihasilkan di lahan sawah. Padahal pemanfaatan lahan kering untuk budidaya padi memiliki potensi yang masih sangat besar. Padi gogo bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman pangan lain, seperti singkong dan jagung, ataupun dengan tanaman tahunan seperti jati, kelapa dan karet,” tutur Kepala BBP Padi Ismail Wahab.

Saat ini, Kementan melalui Badan Litbang Pertanian menggencarkan pengembangan berbagai varietas padi inpago. Salah satu varietas padi gogo unggulan yang telah dikembangkan Kementan adalah varietas padi inpago 9. Kepala BB Padi Dr Ismail Wahab mengungkapkan bahwa berdasarkan areal tanam produksi benih klas SS di lahan sawah Kebun Percobaan Pusakanegara, Subang, produktivitas varietas inpago 9 mencapai 8 - 9 ton per hektare. ”Potensi yang dimiliki varietas ini sangat menjanjikan karena varietas padi gogo lainnya hanya memiliki produktivitas rata-rata di bawah 6-7 ton per hektare,” ungkap Ismail.

Varietas inpago 9 dianjurkan untuk ditanam di lahan subur wilayah Jawa dan lahan podsolik merah kuning (PMK) seperti di wilayah Lampung. Pada panen yang dilakukan di Desa Banjareo dan Desa Puliharjo, Kecamatan Puring, Kab. Kebumen awal tahun ini, petani mengaku terkesan dengan performa Inpago 9. Petani bahkan optimis target produktivitas 10 ton per hektare dapat tercapai. “Inpago 9 memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit blas. Selama ini, penyakit blas merupakan momok yang menakutkan bagi petani padi ladang kering,” ucap Ismail.

Untuk melengkapi pengembangan varietas inpago 9 maupun varietas padi gogo lainnya, Kementan juga menyiapkan paket teknologi LARGO Super. Melalui paket teknologi ini, petani dikenalkan dengan beragam teknologi pendukung, di antaranya sistem larikan gogo, yaitu jarak tanam yang memungkinkan proses fotosintesis lebih optimal. Selain itu, petani juga dikenalkan dengan penggunaan alat tanam tebar benih langsung dan pemberian pupuk hayati berupa pupuk berbasis mikroba non patogenik yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah.

Dalam paket ini pula, petani dianjurkan untuk menggunakan bioprotektor untuk mengendalikan hama pada pertanaman padi.

Ismail mengharapkan pengembangan varietas inpago 9 yang dibarengi penerapan paket teknologi Largo Super dapat mendongkrak produksi padi di lahan kering. “Dengan pengembangan varietas inpago dan paket teknologinya, kami harapkan produksi padi di lahan kering dapat meningkat sehingga secara keseluruhan produksi padi nasional pun bisa ditingkatkan,” ungkapnya.

Menperin Sebut Santri Berperan Kembangkan Industri

image

JAKARTA - Pondok pesantren (ponpes) memiliki potensi dalam mendukung implementasi revolusi industri keempat di Tanah Air. Hal ini berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, di mana salah satu langkah prioritas nasional yang perlu dijalankan adalah memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Selama ini ponpes turut berperan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengingat sudah banyak yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit usaha baik skala kecil maupun menengah, bahkan ada yang memiliki inkubator bisnis,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi stelah mendampingi Presiden Joko Widodo kunjungan kerja di Ponpes Bayt Al-Hikmah, Pasuruan, Sabtu (12/5/2018).

Menurut Menperin, pihaknya tengah gencar melaksanakan kegiatan penumbuhan wirausaha industri baru dan pengembangan unit industri di lingkungan pesantren, yang dinamakan program Santripreneur. “Hampir 70 persen, pelaku usaha Indonesia berada di sektor UMKM. Ini merupakan modal yang cukup kuat dalam menghadapi revolusi industri 4.0,” ungkapnya.

Airlangga menambahkan, ponpes berpotensi besar menciptakan wirausaha baru dan menumbuhkan sektor industri kecil dan menengah (IKM). “Ini tentu anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri bersama. Potensi kita sangatlah besar dengan ditopang oleh banyaknya kampus dan pesantren di Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia,” imbuhnya.

Berdasarkan data Kementerian Agama, selama tahun 2014-2015, di Indonesia terdapat 28.961 ponpes yang tersebar di seluruh provinsi dengan jumlah santri lebih dari 4 juta orang. Dari total ponpes tersebut, sebayak 23.331 ponpes atau 80 persen di antaranya berada di 4 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.

Dengan perkembangan era digital saat ini, Menperin optimistis, para santri mampu menjadi agen perubahan yang strategis dalam membangun bangsa dan perekonomian Indonesia di masa mendatang. “Untuk itu, santri kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, baik agama maupun wirausaha. Mereka yang mayoritas generasi milenial, juga perlu menguasai teknologi terkini,” tuturnya.

Apalagi, sampai 10 tahun ke depan, Indonesia akan menikmati bonus demografi atau momentum ketika penduduk didominasi oleh usia produktif (usia 15-64 tahun mencapai 70 persen). “Saat ini, ekonomi Indonesia di peringkat ke-16 dunia. Kami yakin, sesuai aspirasi di dalam Making Indonesia 4.0, Indonesia bisa menjadi negara yang berada dalam 10 besar ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Kemenperin berkomitmen mendukung pengembangan IKM nasional di era ekonomi digital, dengan membangun platform e-commerce yang dinamakan e-Smart IKM. “Kami telah kerja sama dengan sejumlah marketplace dalam negeri untuk memberikan workshop e-Smart IKM ke beberapa daerah di Indonesia. Adik-adik para santri juga harus memanfaatkan peluang ini,” ujar Airlangga.

Hingga saat ini, sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM. Sampai tahun 2019, Kemenperin menargetkan dapat mengajak hingga 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia untuk mengikuti lokakarya tersebut.

“Kami juga akan membangun sentra-sentra teknologi dalam rangka meningkatkan akses IKM terhadap akuisisi teknologi dan memberikan dukungan mentoring untuk mendorong inovasi,” paparnya.

Dirjen IKM Gati Wibawanigsih mengatakan, pihaknya menargetkan 18 ponpes yang akan menjadi percontohan dalam pelaksanaan program Santripreneur pada tahun 2018. Ponpes tersebut meliputi delapan di wilayah Jawa Barat, lima di Jawa Tengah, dan lima di Jawa Timur.

“Dalam implementasi Santripreneur ini, kami memiliki dua model penumbuhan wirausaha industri baru dan pengembangan unit industri di ponpes, yaitu Santri Berindustri dan Santri Berkreasi,” jelasnya.

Santri Berindustri merupakan upaya pengembangan unit industri yang telah dimiliki oleh ponpes maupun penumbuhan unit industri baru yang potensial. Langkah ini diharapkan mendorong unit industri tersebut menjadi tempat magang para sumber daya manusia di lingkungan pesantren.

Sedangkan, model Santri Berkreasi merupakan program kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan potensi kreatif para santri maupun alumni yang terpilih dari beberapa ponpes untuk menjadi seorang profesional di bidang seni visual, animasi dan multimedia sesuai standar industri saat ini.

Kepada Ponpes Bayt Al-Hikmah di Pasuruan, Kemenperin memberikan sejumlah bantuan untuk pembangunan fasilitas dan mendorong tumbuhnya wirausaha, antara lain dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) berupa keramik yang dibutuhkan senilai Rp550 juta.

Kemudian, Ditjen Industri Logam Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menyumbangkan sebanyak 50 buah laptop senilai Rp300 juta, atap baja ringan senilai Rp250 juta, pelatihan perbengkelan purna jual serta 1 unit Sepeda Motor dari Astra Honda Motor dan 2 unit sepeda motor PT Triangle motorindo senilai Rp1,2 miliar.

Ditjen IKM memberikan 1 set alat pengolahan roti beserta program bimbingan teknis senilai Rp400 juta. Total bantuan yang diberikan Kemenperin diperkirakan mencapai Rp2,7 miliar. (PAJ)